Di banyak kalangan pesantren berbasis bahasa Arab, banyak santriwan-santriwati yang sudah mengenal Kamus Besar Bahasa Arab Munawwir. Kamus yang terkenal besar, lengkap, dan juga berat ini memang banyak digunakan banyak pesantren di Indonesia, terutama pesantren Salaf. Banyak santri-santri yang mengeluh tentang hal ini. Hingga muncullah satu pertanyaan, “ Perlukah membawa kamus Munawwir ? “
Dalam
hal ini, ada yang berargumen setuju dan tidak. Argumen yang setuju mengatakan
bahwa membawa kamus besar tersebut perlu. Karena kamus ini jauh lebih lengkap
dari kamus lainnya. Dalam kamus ini juga terdapat berbagai tashrifannya.
Mulai kata asli hingga penjabarannya. Hal ini juga sangat membantu untuk
mengartikan berbagai kitab-kitab kuning zaman dulu yang menggunakan bahasa
Arab. Sambil mengartikan, merekapun dapat menambah kosa kata baru dalam bahasa
Arab.
Namun
sebagian santri menyatakan ketidaksetujuan. Mereka berpendapat kamus ini tak
perlu dibawa karena kamus ini jarang digunakan. Dalam kegiatan pembelajaran
maupun keseharian. Jadi, kamus ini juga bisa diganti dengan kamus-kamus yang
lebih praktis dan mudah dibawa. Karena jarang digunakan, mereka menganggap
kamus ini membuang-buang uang orang tua yang susah payah membeli kamus semahal
itu. Dalam struktur bahasanyapun, kamus ini sangat sulit dipahami. Para ustadz
dan ustadzah juga tidak pernah mengajarkan bagaimana cara memfungsikannya
membuat mereka semakin bingung menggunakannya.
Menurut
kami, kamus ini juga diperlukan. Namun sebelum memfungsikannya, para ustadz dan
ustadzah juga harus mengajarkan cara menggunakannya. Agar mereka tak merasa
sulit memahaminya. Karena sesungguhnya kamus ini tak sulit dipahami. Hanya saja
para santri tidak mengetahui cara menggunakannya.